Selasa, 22 April 2014

Rangka Dari Baja

 Untuk menunjang usaha diperlukan tempat usaha,yang Praktis,Ekonomis dan Cepat dalam Pengerjaannya. Oleh karena itu,Solusi yang paling tepat adalah dengan struktur baja(rangka baja).
Bangunan seperti Gudang,Ruko, atau gedung -gedung lain,dapat di realisasikan dengan Rangka Baja dari rangkabajaku.com.

Urutan Pekerjaan Rangka Baja:


 Pengukuran Lokasi Pemasangan Rangka Baja
Pabrikasi Rangka Baja


 Ereksi Rangka Baja
 Terkadang,dalam setiap usaha yang kita jalani untuk terus berkembang dan berkembang,kita menemukan kendala.Seperti contohnya dari segi perlengkapan alat,tempat,dan lain sebagainya.
Kami mau tunjuk kan dulu yang berhubungan dengan :
1.Alat :
Kami akan mengambil contoh usaha yang berhubungan dengan pabrik kue.
Alat alat ini saya uraikan seperti: 
  • Mesin pembuat adonan
  • Mesin pengepres adonan
  • Mesin pengangkut barang seperti : Lori,Lift,dan sebagainya
  • Rak untuk menyimpan barang
  • Lantai tambahan untuk memperbanyak barang yang di simpan
  • Dan Masih Banyak Lagi Yang lainnya
Ke semua hal tersebut di atas,bisa diwujudkan dengan cepat,ekonomis,dan tentunya lebih praktis dengan menggunakan material dari besi/baja.
2.Tempat
Dalam Menyediakan tempat seperti tempat produksi,seorang pengusaha pastinya tidak mau berlarut larut menghabiskan waktunya untuk segera memulai pekerjaan intinya yaitu memproduksi barang komersial yang mau di jalankan.
Oleh karena itu pengusaha memilih cara yang cepat,ekonomis dan praktis.
Hal itu mungkin di jumpai dalam karakter pekerjaan rangka baja ini.
  
rangkabajaku antara lain :
Mengerjakan pengadaan dan pemasangan konstruksi baja untuk gudang,pabrik,gedung olahraga,dan lain lain.
konstruksi rangka baja merupakan langkah praktis dalam menunjang infrastruktur di daerah strategis seperti pelabuhan pelabuhan. Untuk bangunan gudang,pabrik,dan bangunan lainnya.
Rangka Baja Mezanine
 Mezanine
Lapangan Futsal


Jangan Sungkan Menelphon Kami!
Kami Melayani Survey Gratis

Kamis, 17 April 2014

Sejarah Tentang Teknik Sipil

Jika sebelumnya telah kita bahas tentang Jenis-Jenis Pekerjaan Teknik Sipil maka pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Apa itu Teknik Sipil secara umum.untuk membahas apa itu Teknik Sipil maka hal yang perlu kita ketahui adalah Defenisi Teknik Sipil, bagaimana Sejarah Teknik Sipil, Siapa saja yang punya peranan dalam Dunia Teknik Sipil, Apa saja yang dipelajari dalam Ilmu Teknik Sipil dan yang terakhir adalah Bagaimana Perkembangan Teknik Sipil saat ini.
Defenisi Tentang Teknik Sipil
Didalam bahasa inggris Teknik Sipil adalah Civil Engginering maksud dari Civil Engginering merupakan sebuah disiplin Ilmu yang berhubungan dengan Pekerjaan-pekerjaan untuk kepentingan Masyarakat umum. yaitu Pekerjaan untuk Merencanakan dan Membangun sebuah konstruksi yang bisa digunakan baik sebagai fasilitas umum maupun pribadi. Pekerjaan-pekerjaan Teknik Sipil yang merupakan fasilitas umum diantaranya yaitu Jembatan, Pelabuhan, jalan Raya, dan Bandar Udara.
Sejarah Teknik Sipil
Peradaban Islam di era keemasan telah memberi sumbangan yang begitu besar dalam bidang teknik sipil (civil engineering).Di era kejayaannya, para insinyur Muslim telah berhasil membangun sederet karya besar dalam bidang teknik sipil berupa; bendungan, jembatan, penerangan jalan umum, irigasi, hingga gedung pencakar langit.
Anehnya, beragam karya besar ilmuwan Muslim dalam bidang teknik sipil itu sama sekali tak pernah diungkap para sejarawan teknik sipil. Bila kita melacak sejarah perkembangan teknik sipil, kisah sukses dan pencapaian yang telah ditorehkan para insinyur Muslim di abad pertengahan itu sama sekali tak disebut.
Peradaban Barat, melalui sejarawan teknik sipilnya seakan-akan menutupi keberhasilan dan mengabaikan pencapaian yang telah ditorehkan para insinyur Muslim. Upaya Barat menutupi keberhasilan para insinyur Muslim di zaman kekhalifahan itu pun mengundang protes dan kecaman di kalangan sejarawan teknik sipil di dunia Barat.
”Sangat tak adil dan tak benar,” cetus Norman Smith dalam bukunya A History of Damsmenanggapi sikap sejumlah sejarawan Barat yang tak mengakui pencapaian para insinyur sipil Muslim. Alih-alih mengakui keberhasilan insinyur Muslim, para sejarawan teknik sipil Barat malah menuding pada era kekuasaan Dinasti Ummayah dan Abbasiyah pembangunan bendungan, irigasi, serta aktivitas teknik lain menurun drastis.
Sejarah teknik sipil yang ditulis Barat menyebutkan bahwa Insinyur Sipil Pertama di Dunia adalah Jhon Smeaton yang hidup di abad ke-18 M. Smeaton mengklaim dirinya sebagai insinyur sipil pertama karena mampu membangun Eddystone Lighthouse. Padahal, jauh sebelum itu di abad ke-9 M, peradaban Islam sudah memiliki insinyur sipil terkemuka bernama Al-Farghani. Selain itu ada pula nama Al-Jazari, insinyur sipil terkemuka dari abad ke-13 M.
Lalu apa saja karya besar yang disumbangkan para insinyur Muslim bagi pengembangan teknik sipil? Sejarah membuktikan, di era keemasannya peradaban Islam telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam).Bendung jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran.
Bendung jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk menyuplai kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu. Setelah muncul di Dezful, Iran bendung jembatan juga muncul di kota-kota lainnya di dunia Islam. Sehingga, masyarakat Muslim pada masa itu tak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Selain itu, di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu membangun bendungan pengatur air diversion dam.Bendungan ini digunakan untuk mengatur atau mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama kali dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan negeri lain di dunia Islam.
Pencapaian lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam bidang teknik sipil adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan jalan umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan yang mulus di kota peradaban Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya.
Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun dikenal sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya.
Para insinyur Muslim di masa kejayaan juga telah memberi sumbangan bagi pengembangan teknik sipil dengan menemukan beragam peralatan survei. Peralatan untuk meneliti permukaan berupa papan dari kayu dengan timbangan pengukur garis tegak lurus dan dua cantelan. Saat itu juga suda ditemukan alat untuk mengukur sudut, mengukur lebar sungai serta mengukur jarak antara dua titik yang dipisahkan oleh sebuah halangan yang tak dapat dilalui.
Sebelum peradaban Barat berhasil membangun gedung pencakar langit, para insinyur Muslim pada abad ke-16 M telah berhasil membangun gedung pencakar langit di Shibam, Yaman. Tak heran, jika kota itu dikenal sebagai ‘kota pencakar langit tertua di dunia.’ Inilah contoh pertama tata kota yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembangunan secara vertikal.
Di kota Shibam dibangun tak kurang dari 500 tower rumah yang tingginya mencapai 30 meter. Para insinyur teknik sipil Barat untuk pertama kalinya berhasil membangun gedung pencakar langit pertama pada tahun 1885 M. Gedung pencakar langit pertama yang dibangun insinyur barat adalah Home Insurance Building yang tingginya mencapai 42 meter.
Pada abad ke-21 ini, gedung pencakar langit masih berada di negara Muslim yakni di Dubai, yakni Burj Dubai. Pada tahun 1998, gedung pencakar langit tertinggi berada di Malaysia, yakni menara kembar Petronas. Untuk urusan merancang gedung pencakar langit, duania mencatat insinyur Muslim pada abad ke-20 dari Banglades, Fazlur Khan, sebagai ‘Einstein Teknik Struktural’.
Insinyur teknik sipil Muslim di abad ke-12 M, juga telah mampu mendirikan menara tertinggi di abad pertengahan. Menara masjid tertinggi itu adalah Qutub Minar yang tingginya mencapai 72 meter. Sedangkan, menara masjid tertinggi di abad ke-21 ini adalah menara Masjid Hasan II yang tingginya mencapai 201 meter. Menara itu dibangun pada tahun 1986.
Salah satu pencapaian lainnya yang berhasil dibangun para insinyur Muslim adalah sistem pemasok air atau sistem irigasi. Saluran irigasi yang dibagun pada zaman kemilau Islam itu hingga kini masih digunakan di dunia Islam atau wilayah bekas kekuasaan Islam di Eropa, seperti Sicilia, Semenjanjung Iberia dan khusunya Andalusia, Aragon, dan provinsi Valencia di Spanyol.
Sistem irigasi yang dikembangkan para insinyur Muslim itu juga telah diadopsi di Kepulauan Canary dan Amerika. Bangsa Spanyol yang memperkenalkannya ke benua Amerika. Hingga kini, sistem irigasi yang dikembangkan para insinyur Muslim itu masih digunakan di Meksiko, Texas, Peru, dan Chili.
Apa yang dipelajari dalam Ilmu Teknik Sipil
Di dalam Teknik SIpil hampir semua disiplin Ilmu di pelajari. namun pada kesempatan ini saya akan menjelaskan berdasarkan Cabang - Cabang Ilmu Teknik Sipil yang saya ambil dari id.wikipedia.org.
Ilmu Teknik Sipil Bidang Struktural
Cabang yang mempelajari masalah struktural dari materi yang digunakan untuk pembangunan. Sebuah bentuk bangunan mungkin dibuat dari beberapa pilihan jenis material seperti baja, beton, kayu, kaca atau bahan lainnya. Setiap bahan tersebut mempunyai karakteristik masing-masing. Ilmu bidang struktural mempelajari sifat-sifat material itu sehingga pada akhirnya dapat dipilih material mana yang cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam bidang ini dipelajari lebih mendalam hal yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan, terowongan dari pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan.
Ilmu Teknik Sipil Bidang Geoteknik
Cabang yang mempelajari struktur dan sifat berbagai macam tanah dalam menopang suatu bangunan yang akan berdiri di atasnya. Cakupannya dapat berupa investigasi lapangan yang merupakan penyelidikan keadaan-keadaan tanah suatu daerah dan diperkuat dengan penyelidikan laboratorium.
Ilmu Teknik Sipil Bidang Manajemen Konstruksi
Cabang yang mempelajari masalah dalam proyek konstruksi yang berkaitan dengan ekonomi, penjadwalan pekerjaan, pengembalian modal, biaya proyek, semua hal yang berkaitan dengan hukum dan perizinan bangunan hingga pengorganisasian pekerjaan di lapangan sehingga diharapkan bangunan tersebut selesai tepat waktu.
Ilmu Teknik Sipil Bidang Hidrologi
Cabang yang mempelajari air, distribusi, pengendalian dan permasalahannya. Mencakup bidang ini antara lain cabang ilmu hidrologi air (berkenaan dengan cuaca, curah hujan, debit air sebuah sungai dsb), hidrolika (sifat material air, tekanan air, gaya dorong air dsb) dan bangunan air seperti pelabuhan, irigasi, waduk/bendungan(dam), kanal.
Ilmu Teknik Sipil Bidang Lingkungan
Cabang yang mempelajari permasalahan-permasalahan dan isu lingkungan. Mencakup bidang ini antara lain penyediaan sarana dan prasarana air besih, pengelolaan limbah dan air kotor, pencemaran sungai, polusi suara dan udara hingga teknik penyehatan.
Ilmu Teknik Sipil Bidang Transportasi
 
Cabang yang mempelajari mengenai sistem transportasi dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Mencakup bidang ini antara lain konstruksi dan pengaturan jalan raya, konstruksi bandar udara, terminal, stasiun dan manajemennya.
Ilmu Teknik Sipil Bidang Informatika
Cabang baru yang mempelajari penerapan Komputer untuk perhitungan/pemodelan sebuah sistem dalam proyek Pembangunan atau Penelitian. Mencakup bidang ini antara lain dicontohkan berupa pemodelan Struktur Bangunan (Struktural dari Materi atau CAD), pemodelan pergerakan air tanah atau limbah, pemodelan lingkungan dengan Teknologi GIS (Geographic information system).
Perkembangan Ilmu Teknik Sipil masa kini
Saat ini banyak hal-hal baru yang telah ditemukan dalam rangka menyempurnakan Ilmu Ketekniksipilan. hal ini menunjukan bahwa Ilmu Teknik Sipil senantiasa maju dikarenakan banyak Ilmuan Teknik Sipil yang terus menerus melakukan Riset untuk memudahkan pekerjaan -pekerjaan teknik Sipil dilapangan. Perkembangan Konstruksi Beton, Konstruksi Baja, dan cara-cara penyelesaian masalah yang lain. misalnya dengan adanya software Teknik Sipil saat ini sangat memudahkan pekerjaan - pekerjaan Teknik Sipil. yang dulunya sebuah perhitungan Teknik Sipil bisa selesai dikerjakan dengan waktu yang sangat lama. dengan adanya Kemajuan Teknologi saat ini perhitungan tersebut dibuat dengan waktu yang relatif singkat. inilah Perkembangan Teknik Sipil masa kini yang semakin pesat kemajuannya, dan bahkan akan berlanjut dari tahun ke tahun.
Semoga kemajuan Teknik Sipil saat ini dan dimasa yang akan datang akan lebih mampu menyelesaikan persoalan - persoalan yang dihadapi Masyarakat saat ini khususnya yang berhubungan dengan struktur fasilitas Publik.

obyek wisata di Bengkulu


   Objek Wisata Alam Bukit Kaba

Objek Wisata Alam Bukit kaba merupakan gunung api kembar dengan gunung hitam yang telah padam. Pada puncaknya terdapat tiga buah kawah yang cukup indah untuk dinikmati.Untuk mencapai puncak gunung kaba ini pendaki terlebih dahulu menuju Kota Kabupaten Rejang Lebong – Curup.

Untuk ke Curup dapat dicapai dari barat Bengkulu sekitar 90 km perjalanan dan juga pendaki dapat mencapainya dari arah timur yaitu dari Palembang lewat Kabupaten Lahat dan Lubuk Linggau.
Dari Curup menuju ke kampung bukit kaba dan berkemah di desa Sumber Urip (sebelah utara gunung) kurang lebih 25 km dari Curup.

Pendakian menuju ke puncak sampai di pematang durian dari sumber urip kurang lebih sekitar 4 jam perjalanan, namun saat ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat.

Dari pematang durian sampai ke puncak Kaba sekitar 2 jam perjalanan. Dimana dalam perjalanan menuju puncak bukit kaba ini terdapat banyak panorama alam dan perkebunan sayuran milik warga yang membentang luas di kaki bukit kaba.

Fasilitas tangga di lereng luar Kawah Lama memudahkan para wisatawan untuk mencapai bibir kawah-kawah lainnya di kawasan puncak. Sumber mata air panas di Air Meles (lereng barat daya) dan di Air Sempiang (lereng selatan) juga merupakan tempat-tempat yang potensial bagi wisata gunung api di Kabupaten Rejang Lebong.



   Konservasi Flora Rafflesia Arnoldii

Konservasi flora Rafflesia arnoldii di Wisata Hutan tropis yang ditawarkan oleh Kepahiang ini terletak di Desa Tebat Monok. kawasan yang masih masuk daerah Hutan Lindung ini menyimpan kekhasan yang bernilai tinggi yaitu merupakan daerah habitat flora langka Amorphophallus.

Daerah ini juga menjadi daerah konservasi flora langka lainnya yaitu Rafflesia arnoldii . Seperti diketahui, bunga yang memiliki ukuran raksasa ini dapat mencapai diameter 1,5 meter. Sedangkan Amorphophallus ini mencapai tinggi 2 meter.

selain menjadi daya tarik pengunjung untuk melihat langsung bunga yang mekar sekitar maret – november ini, daerah konservasi ini acap kali dijadikan wisata edukasi oleh bebrapa institusi dan ilmuan.

kawasan hutan yang masih asri ini menambah sense petualangan bagi yang berjiwa petualang dan bagi mereka yang mencintai alam bebas. Kawasan yang terletak 65 km dari kota Bengkulu ini dapat dengan mudah dicapai karena dekat dengan jalur transportasi.

by : wisata Kepahyang

   Objek Wisata Pantai Sungai Suci

Objek wisata pantai Sungai Suci merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan luar daerah,di pantai ini juga merupakan salah satu lokasi mencari batu akik (batu cincin), karena cukup banyak bertebaran di sepanjang pantai.

Objek wisata tersebut berlokasi di Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, atau berada di perbatasan antara Kota Bengkulu dengan Bengkulu Utara.

Wisata Alam Bukit Kandis Dan Gunung Bungkuk


Wisata alam Bukit Kandis Dan Gunung Bungkuk merupakan bagian Hutan Lindung kabupaten Bengkulu Tengah, Wisatawan ditawarkan rekreasi Alam Bebas.Banyak pelancong dua tempat ini memanfaatkan ke-dua tempat ini menjadi tempat kegiatan alam bebas baik hiking, mountainiring, jelajah alam bebas, berkemah dan hill climbing.

by : wisata Bengkulu,website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bengkulu

Pantai Panjang

Benteng

Marlborough


Mendengar nama Bengkulu mungkin ada dari kita yang masih merasa asing mendengarnya, karena kota tersebut tidak se-terkenal kota-kota besar lainnya di Pulau Sumatra seperti Medan, Palembang, atau Padang. Bengkulu merupakan ibukota dari propinsi Bengkulu, nama kota di Indonesia yang sama dengan nama propinsinya sama halnya seperti Jambi dan Gorontalo. Di propinsi yang terletak di pantai barat Pulau Sumatra dan berbatasan dengan Sumsel, Lampung, Sumbar dan Samudera Hindia ternyata memiliki banyak tujuan wisata yang indah, salah satunya adalah Benteng/Fort Marlborough yang terletak di pusat Kota Bengkulu. Melalui postingan ini saya berusaha untuk mengenalkan salah satu bangunan bersejarah peninggalan kolonial Inggris di tanah air yang begitu bagus dan unik tetapi belum banyak dikenal selain saya juga pernah menetap di kota tersebut pada masa SMP dulu.

Fort Marlborough merupakan benteng terbesar yang pernah dibangun oleh Bangsa Inggris semasa kolonialismenya di Asia Tenggara. Benteng ini dibangun oleh kolonial Inggris pada tahun 1713 – 1719 dibawah pimpinan Gubernur Jendral Josef Callet semasa pendudukan mereka di Wilayah Bengkulu. Dahulu ketika pemerintahan Inggris benteng ini memiliki fungsi ganda, selain sebagai benteng pertahanan militer dulu juga difungsikan untuk kantor pusat perdagangan yang berperan dalam mengatur kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East India Company, serta pengawasan jalur pelayaran dagang melalui Selat Sunda. Konon pada jaman tersebut benteng ini merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St. George di Madras, India. Pada jaman setelah perang kemerdekaan benteng ini sempat menjadi markas TNI AD sebelum dijadikan bangunan cagar budaya.

Yang menjadi salah satu keunikan Benteng Marlborough adalah pada desain segi empatnya yang begitu kokoh dengan dua lapis dinding pertahanan lengkap dengan parit yang mengelilinginya untuk menahan serangan musuh. Benteng ini sangat kokoh berdiri sampai saat ini walaupun usianya sudah sangat tua padahal benteng ini tidak menggunakan konstruksi beton bertulang seperti bangunan jaman modern. Bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi benteng ini antara lain batu karang, batu kali, dan bata yang disusun dengan perekat campuran kapur, pasir, dan semen merah. Selain itu keunikan lainnya adalah desain benteng menyerupai kura-kura bila dilihat dari atas, maka akan terlihat empat bagian bangunan menyudut seperti kaki, serta satu kelompok bangunan menyerupai bagian kepala kura-kura.

Sebelum memasuki Benteng Marlborough ini kita akan disambut oleh dua jembatan kayu di atas parit dan sebuah gerbang batu kokoh berlapis seperti layaknya desain benteng-benteng buatan Inggris lainnya di dunia. Pada sisi lain gerbang masuk, kita akan menemui ruangan dengan fungsi ruang jaga utama dan ruangan penjaga benteng. Di bagian dalam, terdapat dua ruang tahanan militer. Pada salah satu bagian dinding ruang tahanan itu terlihat lukisan arang dan catatan dalam bahasa Belanda kuno. Tulisan-tulisan diperkirakan buatan tahanan dalam benteng.

Pada bagian depan benteng ini juga terdapat 3 makam yang merupakan makan para petinggi Inggris yang wafat sewaktu memerintah di Bengkulu termasuk juga makam Residen Thomas Parr yang terbunuh ketika terjadi pemberontakan di Bengkulu yang membuat Benteng ini sempat hangus terbakar. Di dalam benteng terdapat banyak ruangan yang berfungsi sebagai ruang tahanan termasuk Bung Karno, yang sempat menghuni salah satu ruangan di benteng ini ketika masa penjajahan dulu. Selain itu ruangan tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata dan amunisi serta ruang penyiksaan tahanan. Di bagian tengah benteng terdapat halaman yang luas yang dulunya berfungsi sebagai tempat upacara dan pengumpulan pasukan juga sebagai tempat eksekusi bagi tahanan dan pemberontak. Benteng Marlborough terletak tepat menghadap Samudera Hindia oleh karena itu untuk menjaga benteng ditempatkan banyak meriam yang tepat menghadap laut lepas dan sampai sekarang meriam-meriam tersebut masih dapat kita lihat di Fort Marlborough. Seperti halnya kebanyakan benteng yang dibangun, di dalam benteng ini juga terdapat berbagai lorong rahasia yang difungsikan sebagai jalan keluar tersembunyi untuk keluar benteng namun beberapa lorong-lorong tersebut tidak difungsikan lagi sekarang.

Sampai saat ini Fort Malborough masih berdiri kokoh dan terawat setelah direnovasi oleh pemerintah walaupun masih banyak kekurangannya dan kini menjadi objek wisata andalan dari Kota Bengkulu. Untuk dapat menikmati keindahan dan kemegahan Benteng tersebut cukup membayar tiket masuknya dengan harga yang cukup terjangkau. Jika kamu sedang mengunjungi Bengkulu maka objek wisata yang satu ini jangan sampai terlewatkan karena selain mengagumi kemegahan benteng besar ini juga dapat meningkatkan kecintaan kita terhadap tanah air jka mengingat perjuangan para pejuang republik ini dulu.

 

Pulau Tikus
Pada pulau Tikus ini merupakan pulau induk dan ada beberapa pulau kecil lainnya yang ada di sekitarnya dan mengitari serta adanya karang-karang yang sangat indah. Pulau ini adalah obyek wisata di laut, anda dapat mencapainya dalam waktu 1 jam menggunakan kapal boat dari kota Bengkulu.
Danau Tes - Bengkulu
Danau Tes – Bengkulu
Danau Tes
Danau ini merupakan danau terbesar yang ada di daerah Bengkulu, dengan adanya latar bukit dan pemandangan hijau yang sangat indah. Danau ini bersumber dari sungai Ketahuan yang merupakan sumber air utama, di tengah-tengah danau ini ada sebuah persawahan penduduk dan adanya gunung pasir yang ada di sekitar danau ini.
Rumah Pengasingan Bung Karno
Rumah Pengasingan Bung Karno
Rumah Pengasingan Bung Karno
Tempat ini berada di Jalan Anggut Atas yang sekarang menjadi jalan Soekarno-Hatta. Tempat ini merupakan tempat tinggal Presiden Republik Indonesia yaitu Soekarno selama beliau diasingkan pada zaman Hindia-Belanda. Pada rumah pengasinan Bung Karno ini terdapat beberapa peralatan seperti buku dan sepeda yang dimiliki Soekarno dan masih tersimpan serta adanya Masjid Jamik yang didesain sendiri oleh Soekarno saat itu.
Benteng Marlborough
Benteng Marlborough
Benteng Marlborough
Benteng Marlborough ini memiliki luas sekitar 44.100 meter persegi dan bangunan ini menghadap ke arah selatan. Benteng ini menyerupai kura-kura dan bentuk bangunan abad ke-18 ini pada sekeliling pintu utamanya dikelilingi parit yang luas dan anda dapat melewatinya menggunakan jembatan. Benteng tersebut memiliki pintu keluar bawah tanah yang konon digunakan saat masa penjajahan.
Pantai Panjang Bengkulu
Pantai Panjang Bengkulu
Pantai Panjang
Pantai ini merupakan tempat wisata di Bengkulu yang banyak dikunjungi para wisatawan, pantai ini terletak 3 kilometer dari pusat kota Bengkulu yang dapat anda jangkau dengan kendaraan umum. Pada pantai Panjang ini terdapat banyak pohon cemara yang mengelilingi sepanjang pantai. Selain itu di sekitar pantai panjang juga terdapat restoran dan hotel jadi anda tidak perlu khawatir jika akan menginap, dan fasilitas lainnya seperti kolam renang, cottage, area parkir yang luas dan masih banyak lagi fasilitas lainnya telah disediakan.
Dari beberapa tempat wisata di Bengkulu yang telah disebutkan diatas anda dapat memilih yang akan anda kunjungi, dan pastinya setiap tempat tersebut memiliki ciri khas dan perbedaan masing-masing. Sebelum anda hendak berlibur sebaiknya mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan agar liburan anda tetap nyaman dan menyenangkan.

sumber: http://ninicintabengkulu.wordpress.com/obyek-wisata-kota-bengkulu/

Minggu, 13 April 2014

Berusia ribuan tahun atau berabad-abad,yang pasti manusia telah mengenal dengan bangunan yang menjadi proyek spektakuler dan besar-besaran. Apakah itu bangunan yang mencapai ribuan mil sampai dengan bangunan tinggi yang menjulang menembus awan. Inilah daftar dimana proyek-proyek konstruksi kuno juga tak kalah dengan bangunan modern.



1. Tembok Besar China

 

dikenal sebagai 'Tembok Panjang 10.000 Li,' Tembok Besar China dibangun antara 250 SM dan 1450 AD sebagai perlindungan terhadap invasi pasukan Mongolia dan kelompok nomaden lainnya. Ini adalah struktur yang paling dikenal di Cina sebagai dinding batu yang menjangkau lebih dari 3,889.5 mil dan selain struktur terpanjang yang pernah dibangun juga telah merenggut banyak jiwa selama pembangunan konstruksi.


2. Pyramida Giza
 
   
Tertua dan terbesar dari tiga piramida di Giza, ini adalah yang paling terkenal sebagai Rumah Sphinx. Terbuat dari 2,3 juta blok batu kapur, yang bersumber dan diangkat oleh tangan manusia lebih dari 500 mil jauhnya dan seperti juga Tembok Besar yang dengan korban nyawa manusia yang tak terhitung jumlahnya. Dibangun selama periode 20-tahun dan selesai pada 2560 SM.
3.  Colosseum

   
Terletak di Roma, Italia, Colosseum dibangun antara 70 dan 80 Masehi di pinggiran Forum Romawi sebagai tempat unggulan dari Kekaisaran Romawi. Memiliki kapasitas tempat duduk 50.000 penonton, yang awalnya digunakan sebagai amphitheater untuk memegang kontes gladiator dan pertunjukan publik lainnya. Tetap digunakan selama hampir 500 tahun dan memiliki labirin bawah tanah seluruh koridor yang menyaingi kompleksitas luarnya. Saat ini, Anda hanya bisa melihat bagian depan dari dinding luar, yang telah bertahan dari kebakaran yang tak terhitung jumlahnya, gempa bumi, dan invasi.
4.  Taj Mahal
     
     
Dibangun oleh Kaisar Mughal Kelima, Shah Jahan, sebagai penghormatan kepada istri ketiganya, Taj Mahal dibangun dengan tenaga kerja 20.000 buruh untuk jangka waktu 22 tahun. Itu juga dicapai dengan menggunakan 1.000 gajah beban dan tim dari 30 ekor sapi untuk mengangkut marmer dan bahan lainnya, dibangun jalan jalan khusus sejauh 9,3 mil yang mengarah ke lokasi pembangunan. Dinding dan kubah ditutupi batu mulia dan permata tapi ini semua dijarah selama perang berturut-turut. Legenda mengatakan bahwa Shah Jahan memerintahkan untuk memotong tangan para pengrajin dan arsitek, sehingga mereka tidak akan mampu membangun monumen besar lain seperti Taj Mahal.
5. Hagia Sophia
    
  
    
Hagia Sophia adalah katedral terbesar di dunia sebelum pembangunan Katedral Seville Medieval tahun 1520 di Istanbul, Turki. Monumen ini dianggap sebagai perwujudan dari arsitektur Bizantium karena kubah yang sangat besar. Itu selesai pada 360 AD di bawah instruksi dari Bizantium Kaisar Justinian. Itu adalah basilika mantan patriarkal dan masjid yang sekarang berfungsi sebagai museum dan umumnya diakui sebagai salah satu bangunan besar dunia karena karakteristik yang unik dari desain.
6. Chand Baori

   
Dibangun pada abad ke-9,terkenal dengan nama stepwell terletak di dekat desa Abhaneri Jaipur, India. Terletak di seberang Candi Harshat Mata, ia memiliki 3.500 langkah sempit dengan lebih dari 13 cerita. Stepwells digunakan sebagai sumber air tanah, dan karena Di bagian bawah sumur, udara tetap 5-6 derajat lebih dingin daripada di permukaan, mereka juga dapat melayani tujuan lain seperti bantuan untuk panas siang hari dan sebagai tempat pertemuan sosial dan upacara keagamaan. Hal ini dianggap sebagai prestasi monumental konstruksi karena kompleksitas dari struktur batu dan jenis teknologi yang tersedia pada saat itu.
7. Borobudur

 


Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 824 Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

8. Leshan Giant Buddha

Patung Buddha terbesar yang pernah diukir di tebing, menara Leshan Giant Buddha berada di atas 232 meter . Jari yang berukuran 11 meter panjangnya, sementara panjang bahu 30 meter. pangkuan nya yang cukup besar seukuran lapangan basket dan bahkan bisa menampung seratus orang. Konstruksi diawasi oleh biksu Tong Hai pada tahun 713 untuk menakut-nakuti roh-roh air yang menyebabkan kecelakaan kapal di perairan sungai yang kuat,  menghadap pada pertemuan tiga sungai di Provinsi Sichuan Cina.
9. Teotihuacan


Ini adalah situs arkeologi yang sangat besar di Cekungan Meksiko, yang berisi sebuah kompleks perkotaan besar yang dikenal untuk keberpihakan langit, geografi, dan geodesi nya. Situs yang mencakup beberapa piramida terbesar yang pernah dibangun di Amerika pra-Columbus dengan kompleks perumahan yang besar dan lukisan dinding berwarna-warni yang terawat. Kota ini diperkirakan didirikan pada tahun 100 SM dan mungkin memiliki populasi 200.000 pada puncaknya di 450 SM. Yang paling terkenal adalah Piramida Matahari dan pada tahun 1987 di tetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
10. Gereja Bawah Tanah Di Lalibela

 
Selama abad ke-12 atau ke-13, Raja Lalibela Ethiopia memiliki visi yang ibukotanya, Roha, bisa satu hari Yerusalem saingan dalam hal kemuliaan arsitektur dan spiritual. Karena itu, ia menugaskan pekerja untuk membangun 11 gereja, Setiap gereja memiliki luas sekitar setengah lapangan tenis. Atapnya sejajar dengan permukaan tanah. Setiap gereja juga dihubungkan dengan terowongan batu yang cukup besar. Raja Lalibela sengaja meminta pemahat batu yang ahli untuk membuat terowongan, patung, dan berbagai ornamen lainnya. Saat ini, hanya empat dari gereja yang masih sepenuhnya berdiri. 
11. El Mirador
Dikenal sebagai 'buaian peradaban Maya,' El Mirador adalah 500.000 hektar situs di Guatemala, yang dikenal untuk lima kota Maya Pra-klasik, piramida terbesar di dunia dengan volume, 'La Danta,' dan sisa-sisa sistem jalan raya pertama di dunia. Sebuah situs terpencil yang terletak jauh di dalam hutan, itu hanya ditemukan pada tahun 1926 dan benar-benar dipetakan pada tahun 1978.Luas civic center adalah sekitar 10 mil persegi dengan 35 struktur triadic. El Mirador dibangun sebagai taman nasional oleh Dana Warisan Global dan Guatemala dan pemerintah AS di karenakan penjarah, pengedar narkoba, dan penebangan hutan mengancam untuk menghancurkan situs.
12. Kota Yang Hilang-Mohenjo Daro
Peradaban Lembah Indus ini tidak diketahui oleh manusia sampai penemuannya pada 1921. sejrah  percaya bahwa budaya muncul 4.500 tahun yang lalu ketika Mohenjo Daro yang merupakan salah satu permukiman perkotaan terbesar yang keuntungan dari tanah yang sangat subur dari dataran banjir Sungai Indus dan diperhitungkan dengan peradaban lain di Mesopotamia. Ia memiliki tata letak yang direncanakan berdasarkan kisi jalan memplester bangunan -bata yang mungkin ditempati 35.000 warga. Selain susunan jalan, juga memiliki pipa dan sistem pembuangan limbah yang lebih canggih dari apa yang telah sebagian besar orang pakai sampai abad ke-20.
13. Macchu Picchu
Juga dikenal sebagai 'Lost City dari Inca,' Macchu Picchu adalah situs Inca abad ke-15 pra-Columbus yang terletak 2.340 meter di atas permukaan laut di sebuah punggung gunung Andes di atas Lembah Urubamba di Peru, Amerika Selatan. Arkeolog percaya bahwa Macchu Picchu dibangun sebagai harta milik Kaisar Inca, Pachacuti pada 1400. Struktur populer termasuk Hitching Post Matahari, Kuil Matahari, dan Ruangan Tiga jendela. Macchu Picchu dinyatakan sebagai tempat suci Bersejarah Peru pada tahun 1981, Situs Warisan Dunia pada tahun 1983, dan salah satu dari Tujuh Keajaiban Baru Dunia pada tahun 1987.
14. Chichen Itza


Situs arkeologi Maya yang paling terkenal di negara bagian Yucatan dan dikunjungi oleh sekitar 1,2 juta wisatawan setiap tahun. Ini adalah kota pra-Columbus yang terletak di kotamadya Tinum. Salah satu kota terbesar Maya, reruntuhan menunjukkan banyak gaya arsitektur yang bisa saja karena percampuran penduduknya beragam. Struktur yang paling terkenal adalah Kuil Kukulkan,dan diyakini akan digunakan untuk tujuan observasi agama dan astronomi.
15. Porcelain Tower of Nanjing

Dirancang oleh Kaisar Yongle Cina pada abad ke-15, Menara Porselen memiliki bentuk segi delapan dan bagian atas atapnya ditandai dengan bola emas. Ini memiliki sembilan cerita dengan ketinggian total 260 kaki, dan kita harus mendaki 130 langkah dari tangga spiral untuk mencapai lantai atas. Daya tarik yang unik terletak pada batu bata porselen putih menara, yang dihiasi dengan glasir dan batuan menciptakan perpaduan warna pada sisi menggambarkan gambar hewan, bunga, dan lanskap.

sumber :http://www.athba.net/2013/07/15-prestasi-paling-monumental-dalam.html

Jenis dan macam-macam semen

Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.

Sejarah

Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton
Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.
Pabrik semen di Australia.
Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.
Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.
Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru.
Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat besi. Nah, agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dan dihaluskan hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak.
Pengaduk semen sederhana.
Lazimnya, untuk mencapai kekuatan tertentu, semen portland berkolaborasi dengan bahan lain. Jika bertemu air (minus bahan-bahan lain), misalnya, memunculkan reaksi kimia yang sanggup mengubah ramuan jadi sekeras batu. Jika ditambah pasir, terciptalah perekat tembok nan kokoh. Namun untuk membuat pondasi bangunan, campuran tadi biasanya masih ditambah dengan bongkahan batu atau kerikil, biasa disebut concrete atau beton.
Beton bisa disebut sebagai mahakarya semen yang tiada duanya di dunia. Nama asingnya, concrete - dicomot dari gabungan prefiks bahasa Latin com, yang artinya bersama-sama, dan crescere (tumbuh). Maksudnya kira-kira, kekuatan yang tumbuh karena adanya campuran zat tertentu. Dewasa ini, nyaris tak ada gedung pencakar langit berdiri tanpa bantuan beton.
Meski bahan bakunya sama, "dosis" semen sebenarnya bisa disesuaikan dengan beragam kebutuhan. Misalnya, jika kadar aluminanya diperbanyak, kolaborasi dengan bahan bangunan lainnya bisa menghasilkan bahan tahan api. Ini karena sifat alumina yang tahan terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.

Kandungan kimia

  • Trikalsium silikat
  • Dikalsium silikat
  • Trikalsium aluminat
  • Tetrakalsium aluminofe
  • Gipsum

Macam-macam Tipe Semen

1. Semen Portland Type I
Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memakai persyaratan khusus terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang mengandung sulfat 0, 0% – 0, 10 % dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedung-gedung bertingkat, perkerasan jalan, struktur rel, dan lain-lain
2. Semen PortLand type II.
Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang memerlukan ketahanan sulfat ( Pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0, 10 – 0, 20 % ) dan panas hidrasi sedang, misalnya bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran irigasi, beton massa untuk dam-dam dan landasan jembatan.
3. Semen Portland type III
Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan tingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat.
4. Semen Portland type IV
Adalah tipe semen dengan panas hidrasi rendah. Semen tipe ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan jumlah dan kenaikan panas harus diminimalkan. Oleh karena itu semen jenis ini akan memperoleh tingkat kuat beton dengan lebih lambat ketimbang Portland tipe I. Tipe semen seperti ini digunakan untuk struktur beton masif seperti dam gravitasi besar yang mana kenaikan temperatur akibat panas yang dihasilkan selama proses curing merupakan faktor kritis.
5. Semen Portland type V
Dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/ air yang mengandung sulfat melebihi 0, 20 % dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik, konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.
6. Super Masonry Cement
Semen ini dapat digunakan untuk konstruksi perumahan gedung, jalan dan irigasi yang struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan genteng beton, hollow brick, Paving Block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
7. Oil Well Cement, Class G-HSR ( High Sulfate Resistance) .
Merupakan semen Khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut dan bumi, OWC yang telah diproduksi adalah class G, HSR ( High Sulfat Resistance) disebut juga sebagai ” BASIC OWC” . adaptif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai kedalaman dan temperatur.
8. Portland Composite Cement ( PCC)
Semen memnuhi persyratan mutu portland COmposite Cement SNI 15-7064-2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton. Struktur bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan bangunan, beton pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, Plesteran dan acian, panel beton, paving block, hollow brick, batako, genteng, potongan ubin, lebih mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih tahan terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.
9. Super ” Portland Pozzolan Cement” ( PPC) .
Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI 15-0302-2004 dan ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas seperti :
- konstruksi beton massa ( bendungan, dam dan irigasi)
- Konstruksi Beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat ( Bangunan tepi pantai, tanah rawa) .
- Bangunan / instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
- Pekerjaan pasangan dan plesteran.

Pembagian jenis kayu


1. Menurut Kelas Keawetan
Balai penyelidikan Kehotanan Bogor telah mengklasifikasi kayu di Indonesia dalam 5 kelas keawetyan berdasarkan kriteria:
* Pengaruh kelembaban/kayu diletakkan di tempat yang lembab
* Pengaruh iklim dan panas matahari tetapi terlindung terhadap pengartuh air
* Pengaruh iklim, tetapi terlindung terhadap panas matahari
* Terlindungi dan terawat baik
* Pengaruh rayap dan serangga lainnya.

Klasifikasi Kayu berdasar kel;as keawetan dan kekuatan:
Kelas 1 dan 2, Untuk bangunan-bangunan heavyduty , yang selalu berhubungan dengan tanah yang lembab, angin atau panas matahari. Kayu yang termasuk jenis ini antara lain: Jati, Merbau, bangkirai (Meranti Telur)
Kelas 3: Untuk bangunan dan perabot dalam naungan atap yang tidak berhubungan dengan tanah dan lembab. Antara lain :Kamfer, Keruing.
Kelas 4: Untuk bangunan dan perabot ringan dalam naungan atap. Misal:Meranti, Suren (Surian)
Kelas 5: Untu8k pekerjaan sementara / non permanent, seperti untuk papan bekisting, perancah ataupun peti.
Kayu Jati, Sejak jaman penjajahan Hindia Belanda, jenis kayu Jati telah menjadi primadona dalam penggunaan kayu. Warna kayu ini adalah coklat muda / kekuningan. Bila telah lama dapat berubah menjadi lebih cokelat.
Termasuk dalam kelas kekuatan I. Kelas keawetan I dan kelas pemakaian I.
Kayu ini sangat tahan terhadap serangan rayap dan lembab. Kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua.
Kayu jati sangat bagus bila diekspos texturnya hingga disukai untuk membuat furniture dan ukir-ukiran. Kayu yang diampelas halus memiliki permukaan yang licin dan agak mengkilat. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas, sehingga menghasilkan texture yang indah.
Karena keistimewaan tersebut seperti kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, jati digolongkan sebagai kayu mewah. Oleh karena itu, jati banyak diolah menjadi mebel taman, mebel interior, kerajinan, panel, dan anak tangga yang berkelas.
Sekalipun relatif mudah diolah, jati terkenal sangat kuat dan awet, serta tidak mudah berubah bentuk oleh perubahan cuaca. Atas alasan itulah, kayu jati digunakan juga sebagai bahan dok pelabuhan, bantalan rel, jembatan, kapal niaga, dan kapal perang. Tukang kayu di Eropa pada abad ke-19 konon meminta upah tambahan jika harus mengolah jati. Ini karena kayu jati sedemikian keras hingga mampu menumpulkan perkakas dan menyita tenaga mereka. Navigasi maritim Inggris bahkan merekomendasikan untuk menghindari kapal jung Tiongkok yang terbuat dari jati karena dapat merusak baja kapal marinir Inggris jika berbenturan.
Pada abad ke-17, tercatat masyarakat Sulawesi Selatan menggunakan akar jati sebagai penghasil pewarna kuning dan kuning coklat alami untuk barang anyaman mereka. Di Jawa Timur, masyarakat Pulau Bawean menyeduh daun jati untuk menghasilkan bahan pewarna coklat merah alami. Orang Lamongan memilih menyeduh tumbukan daun mudanya. Sementara itu, orang Pulau Madura mencampurkan tumbukan daun jati dengan asam jawa. Pada masa itu, pengidap penyakit kolera pun dianjurkan untuk meminum seduhan kayu dan daun jati yang pahit sebagai penawar sakit.
Jati burma sedikit lebih kuat dibandingkan jati jawa. Namun, di Indonesia sendiri, jati jawa menjadi primadona. Tekstur jati jawa lebih halus dan kayunya lebih kuat dibandingkan jati dari daerah lain di negeri ini. Produk-produk ekspor yang disebut berbahan java teak (jati jawa, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur) sangat terkenal dan diburu oleh para kolektor di luar negeri.
Menurut sifat-sifat kayunya, di Jawa orang mengenal beberapa jenis jati (Mahfudz dkk., t.t.):
1. Jati lengo atau jati malam, memiliki kayu yang keras, berat, terasa halus bila diraba dan seperti mengandung minyak (Jw.: lengo, minyak; malam, lilin). Berwarna gelap, banyak berbercak dan bergaris.
2. Jati sungu. Hitam, padat dan berat (Jw.: sungu, tanduk).
3. Jati werut, dengan kayu yang keras dan serat berombak.
4. Jati doreng, berkayu sangat keras dengan warna loreng-loreng hitam menyala.
5. Jati kembang.
6. Jati kapur, serat kayunya berwarna keputih-putihan karena mengandung banyak kapur. Bersifat agak getas, kurang kuat dan kurang awet.
Kayu jati mengandung semacam minyak dan endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap.
Jati sejak lama digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal laut, termasuk kapal-kapal VOC yang melayari samudera di abad ke-17. Juga dalam konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel.
Di dalam rumah, selain dimanfaatkan sebagai bahan baku furniture, kayu jati digunakan pula dalam struktur bangunan. Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo Jawa Tengah, menggunakan kayu jati di hampir semua bagiannya: tiang-tiang, rangka atap, hingga ke dinding-dinding berukir.
Dalam industri kayu sekarang, jati diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture outdoor.
Ranting-ranting jati yang tak lagi dapat dimanfaatkan untuk mebel, dimanfaatkan sebagai kayu bakar kelas satu. Kayu jati menghasilkan panas yang tinggi, sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.
Sebagian besar kebutuhan kayu jati dunia dipasok oleh Indonesia dan Myanmar. Fungsi ekonomis hutan jati jawa: hasil hutan kayu
Hutan Jati memiliki populasi terbanyak di Pulau Jawa, sehingga memiliki nilai ekonomis, ekologis, dan sosial yang penting.
Kayu jati jawa telah dimanfaatkan sejak jaman Kerajaan Majapahit. Jati terutama dipakai untuk membangun rumah dan alat pertanian. Sampai dengan masa Perang Dunia Kedua, orang Jawa pada umumnya hanya mengenal kayu jati sebagai bahan bangunan. Kayu-kayu bukan jati disebut ‘kayu tahun’. Artinya, kayu yang keawetannya untuk beberapa tahun saja.
Selain itu, jati digunakan dalam membangun kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang. Beberapa daerah yang berdekatan dengan hutan jati di pantai utara Jawa pun pernah menjadi pusat galangan kapal, seperti Tegal, Juwana, Tuban, dan Pasuruan. Namun, galang kapal terbesar dan paling kenal berada di Jepara dan Rembang, sebagaimana dicatat oleh petualang Tomé Pires pada awal abad ke-16.
VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, Kompeni Hindia Timur Belanda) bahkan sedemikian tertarik pada “emas hijau” ini hingga berkeras mendirikan loji pertama mereka di Pulau Jawa —tepatnya di Jepara— pada 1651. VOC juga memperjuangkan izin berdagang jati melalui Semarang, Jepara, dan Surabaya. Ini karena mereka menganggap perdagangan jati akan jauh lebih menguntungkan daripada perdagangan rempah-rempah dunia yang saat itu sedang mencapai puncak keemasannya.
Di pertengahan abad ke-18, VOC telah mampu menebang jati secara lebih modern. Dan, sebagai imbalan bantuan militer mereka kepada Kerajaan Mataram di awal abad ke-19, VOC juga diberikan izin untuk menebang lahan hutan jati yang luas.
VOC lantas mewajibkan para pemuka bumiputera untuk menyerahkan kayu jati kepada VOC dalam jumlah tertentu yang besar. Melalui sistem blandong, para pemuka bumiputera ini membebankan penebangan kepada rakyat di sekitar hutan. Sebagai imbalannya, rakyat dibebaskan dari kewajiban pajak lain. Jadi, sistem blandong tersebut merupakan sebentuk kerja paksa.
VOC kemudian memboyong pulang gelondongan jati jawa ke Amsterdam dan Rotterdam. Kedua kota pelabuhan terakhir ini pun berkembang menjadi pusat-pusat industri kapal kelas dunia.
Di pantai utara Jawa sendiri, galangan-galangan kapal Jepara dan Rembang tetap sibuk hingga pertengahan abad ke-19. Mereka gulung tikar hanya setelah banyak pengusaha perkapalan keturunan Arab lebih memilih tinggal di Surabaya. Lagipula, saat itu kapal lebih banyak dibuat dari logam dan tidak banyak bergantung pada bahan kayu.
Namun, pascakemerdekaan negeri ini, jati jawa masih sangat menguntungkan. Produksi jati selama periode emas 1984-1988 mencapai 800.000 m3/tahun. Ekspor kayu gelondongan jati pada 1989 mencapai 46.000 m3, dengan harga jual dasar 640 USD/m3. Pada 1990, ekspor gelondongan jati dilarang oleh pemerintah karena kebutuhan industri kehutanan di dalam negeri yang melonjak. Sekalipun demikian, Perhutani mencatat bahwa sekitar 80% pendapatan mereka dari penjualan semua jenis kayu pada 1999 berasal dari penjualan gelondongan jati di dalam negeri. Pada masa yang sama, sekitar 89% pendapatan Perhutani dari ekspor produk kayu berasal dari produk-produk jati, terutama yang berbentuk garden furniture (mebel taman). Manfaat yang lain
Daun jati dimanfaatkan secara tradisional di Jawa sebagai pembungkus, termasuk pembungkus makanan. Nasi yang dibungkus dengan daun jati terasa lebih nikmat. Contohnya adalah nasi jamblang yang terkenal dari daerah Jamblang, Cirebon. Daun jati juga banyak digunakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pembungkus tempe. Berbagai jenis serangga hama jati juga sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan orang desa. Dua di antaranya adalah belalang jati (Jw. walang kayu), yang besar berwarna kecoklatan, dan ulat-jati (Endoclita). Ulat jati bahkan kerap dianggap makanan istimewa karena lezatnya. Ulat ini dikumpulkan menjelang musim hujan, di pagi hari ketika ulat-ulat itu bergelantungan turun dari pohon untuk mencari tempat untuk membentuk kepompong (Jw. ungkrung). Kepompong ulat jati pun turut dikumpulkan dan dimakan. Fungsi ekonomis lain dari hutan jati jawa Jika berkunjung ke hutan-hutan jati di Jawa, kita akan melihat bahwa kawasan-kawasan itu memiliki fungsi ekonomis lain di samping menghasilkan kayu jati. Banyak pesanggem (petani) yang hidup di desa hutan jati memanfaatkan kulit pohon jati sebagai bahan dinding rumah mereka. Daun jati, yang lebar berbulu dan gugur di musim kemarau itu, mereka pakai sebagai pembungkus makanan dan barang. Cabang dan ranting jati menjadi bahan bakar bagi banyak rumah tangga di desa hutan jati. Hutan jati terutama menyediakan lahan garapan. Di sela-sela pepohonan jati, para petani menanam palawija berbanjar-banjar. Dari hutan jati sendiri, mereka dapat memperoleh penghasilan tambahan berupa madu, sejumlah sumber makanan berkarbohidrat, dan obat-obatan. Makanan pengganti nasi yang tumbuh di hutan jati misalnya adalah gadung (Dioscorea hispida) dan uwi (Dioscorea alata). Bahkan, masyarakat desa hutan jati juga memanfaatkan iles-iles (Ammorphophallus) pada saat paceklik. Tumbuhan obat-obatan tradisional seperti kencur (Alpina longa), kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), dan temu lawak (Curcuma longa) tumbuh di kawasan hutan ini.
Pohon jati juga menghasilkan bergugus-gugus bunga keputihan yang merekah tak lama setelah fajar. Masa penyerbukan bunga jati yang terbaik terjadi di sekitar tengah hati —setiap bunga hidup hanya sepanjang satu hari. Penyerbukan bunga dilakukan oleh banyak serangga, tetapi terutama oleh jenis-jenis lebah. Oleh karena itu, penduduk juga sering dapat memanen madu lebah dari hutan-hutan jati.
Masyarakat desa hutan jati di Jawa juga biasa memelihara ternak seperti kerbau, sapi, dan kambing. Jenis ternak tersebut memerlukan rumput-rumputan sebagai pakan. Walaupun para petani kadang akan mudah mendapatkan rerumputan di sawah atau tegal, mereka lebih banyak memanfaatkan lahan hutan sebagai sumber penghasil makanan ternak. Dengan melepaskan begitu saja ternak ke dalam hutan, ternak akan mendapatkan beragam jenis pakan yang diperlukan. Waktu yang tidak dipergunakan oleh keluarga petani untuk mengumpulkan rerumputan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lainnya.
Fungsi non-ekonomis hutan jati jawa
Pada 2003, sekitar 76% lahan hutan jati Perhutani di Jawa dikukuhkan sebagai hutan produksi, yaitu kawasan hutan dengan fungsi pokok memproduksi hasil hutan (terutama kayu). Hanya kurang dari 24% hutan jati Perhutani dikukuhkan sebagai hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, dan cagar alam.
Mengingat lahannya yang relatif cukup luas, hutan jati dipandang memiliki fungsi-fungsi non-ekonomis yang penting. Fungsi-fungsi non-ekonomis tersebut adalah sebagai berikut: • Fungsi penyangga ekosistem Tajuk pepohonan dalam hutan jati akan menyerap dan menguraikan zat-zat pencemar (polutan) dan cahaya yang berlebihan. Tajuk hutan itu pun melakukan proses fotosintesis yang menyerap karbondioksida dari udara dan melepaskan kembali oksigen dan uap air ke udara. Semua ini membantu menjaga kestabilan iklim di dalam dan sekitar hutan. Hutan jati pun ikut mendukung kesuburan tanah. Ini karena akar pepohonan dalam hutan jati tumbuh melebar dan mendalam. Pertumbuhan akar ini akan membantu menggemburkan tanah, sehingga memudahkan air dan udara masuk ke dalamnya. Tajuk (mahkota hijau) pepohonan dan tumbuhan bawah dalam hutan jati akan menghasilkan serasah, yaitu jatuhan ranting, buah, dan bunga dari tumbuhan yang menutupi permukaan tanah hutan. Serasah menjadi bahan dasar untuk menghasilkan humus tanah. Berbagai mikroorganisme hidup berlindung dan berkembang dalam serasah ini. Uniknya, mikroorganisme itu juga yang akan memakan dan mengurai serasah menjadi humus tanah. Serasah pun membantu meredam entakan air hujan sehingga melindungi tanah dari erosi oleh air.
• Fungsi biologis Jika hutan jati berbentuk hutan murni —sehingga lebih seperti ‘kebun’ jati— erosi tanah justru akan lebih besar terjadi. Tajuk jati rakus cahaya matahari sehingga cabang-cabangnya tidak semestinya bersentuhan. Perakaran jati juga tidak tahan bersaing dengan perakaran tanaman lain. Dengan demikian, serasah tanah cenderung tidak banyak. Tanpa banyak tutupan tumbuhan pada lantai hutan, lapisan tanah teratas lebih mudah terbawa oleh aliran air dan tiupan angin.
Untunglah, hutan jati berkembang dengan sejumlah tanaman yang lebih beragam. Di dalam hutan jati, kita dapat menemukan bungur (Lagerstroemia speciosa), dlingsem (Homalium tomentosum), dluwak (Grewia paniculata), katamaka (Kleinhovia hospita), kemloko (Phyllanthus emblica), kepuh (Sterculia foetida), kesambi (Schleichera oleosa), laban (Vitex pubscens), ploso (Butea monosperma), serut (Streblus asper), trengguli (Cassia fistula), winong (Tetrameles nudflora), dan lain-lain. Lamtoro (Leucenia leucocephalla) dan akasia (Acacia villosa) pun ditanam sebagai tanaman sela untuk menahan erosi tanah dan menambah kesuburan tanah.
Daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, yang gersang dan rusak parah sebelum 1978, ternyata berhasil diselamatkan dengan pola penanaman campuran jati dan jenis-jenis lain ini. Dalam selang waktu hampir 30 tahun, lebih dari 60% lahan rusak dapat diubah menjadi lahan yang menghasilkan. Penduduk setempat paling banyak memilih menanam jati di lahan mereka karena melihat nilai manfaatnya, cara tanamnya yang mudah, dan harga jual kayunya yang tinggi. Mereka mencampurkan penanaman jati di kebun dan pekarangan mereka dengan mahoni (Swietenia mahogany), akasia (Acacia villosa), dan sonokeling (Dalbergia latifolia).
Daerah Gunung Kidul kini berubah menjadi lahan hijau yang berhawa lebih sejuk dan memiliki keragaman hayati yang lebih tinggi. Perubahan lingkungan itu telah mengundang banyak satwa untuk singgah, terutama burung —satwa yang kerap dijadikan penanda kesehatan suatu lingkungan. Selain itu, kekayaan lahan ini sekaligus menjadi cadangan sumberdaya untuk masa depan.
• Fungsi sosial Banyak lahan hutan jati di Jawa, baik yang dikukuhkan sebagai hutan produksi maupun hutan non-produksi, memberikan layanan sebagai pusat penelitian dan pendidikan, pusat pemantauan alam, tempat berekreasi dan pariwisata, serta sumber pengembangan budaya. Yang mungkin paling menarik untuk dikunjungi adalah Monumen Gubug Payung di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Tempat ini merupakan museum hidup dari pepohonan jati yang berusia lebih dari seabad, setinggi rata-rata di atas 39 meter dan berdiameter rata-rata 89 sentimeter.
Kita dapat menikmati pemandangan hutan dari ketinggian dengan menumpang loko “Bahagia”. Di sini, kita juga dapat meninjau Arboretum Jati; hutan buatan dengan koleksi 32 jenis pohon jati yang tumbuh di seluruh Indonesia. Ada juga Puslitbang Cepu yang mengembangkan bibit jati unggul yang dikenal sebagai JPP (Jati Plus Perhutani). Pengunjung boleh membeli sapihan jati dan menanamnya sendiri di sini. Pengelola kemudian akan merawat dan menamai pohon itu sesuai dengan nama pengunjung bersangkutan. Selain jati Tectona grandis yang diuraikan di atas, ada dua genus Tectona lain ,yaitu: * Jati Dahat (Dahat Teak, Tectona hamiltoniana), sejenis jati endemik di Myanmar, yang kini sudah langka dan terancam kepunahan. * Jati Filipina (Philippine Teak, Tectona philippinensis), jati endemik dari Filipina; juga terancam kepunahan. Dalam perdagangan, sering terjadi kerancuan penamaan kayu sehingga ada jenis kayu yang bukan termasuk keluarga Jati tetapi memiliki nama jati, seperti: * Jati sabrang atau sungkai (Peronema canescens)
* Jati putih (Gmelina arborea)
* Jati pasir (Guettarda speciosa)
Artikel hutan jati. Bahan Referensi
* Awang, S.A. dkk., 2002, Etnoekologi Manusia di Hutan Rakyat. Sinergi Press. Jogyakarta.
* Mahfudz dkk., t.t., Sekilas Jati. Puslitbang Biotek dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Jogyakarta.
* Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IV. Badan Litbang Kehutanan (penerj.). Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.
* Lincoln, William dkk. 1989. The Encyclopedia of Wood. A Directory of Timbers and Their Special Uses. Oxford: Facts on File. * Lombard, Denys. 1996. Nusa Jawa: Silang Budaya. Kajian Sejarah Terpadu. Bagian II: Jaringan Asia (Le Carrefour Javanais. Essai d’histoire globale. II. Les réseaux asiatiques). Winarsih Arifin dkk. (penerj.). Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama. * Nandika, Dodi. 2005. Hutan bagi Ketahanan Nasional. Surakarta: Muhammadiyah University Press. * Salim, H S. 2003. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan. Edisi Revisi. Jakarta: Sinar Grafika. * Simon, Hasanu. 2004. Membangun Desa Hutan. Kasus Dusun Sambiroto. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. * Dah, U Saw Eh & U Shwe Baw. 2000. “Regional Teak Marketing and Trade”. Dalam: Hardiyanto, Eko B. (peny.). Proceeding of the Third Regional Seminar on Teak. Yogyakarta, Indonesia. July 31- August 4, 2000. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM, Perum Perhutani, dan TEAKNET-Wilayah Asia Pasifik. * Kertadikara, A.W.S. 1992. Variabilité génétique de quelques provenances de teck (Tectona grandis L.F.) et leur aptitude à la multiplication végétative. Thèse Université Nancy I. * Lugt, Ch. S. ---. “Sejarah Penataan Hutan di Indonesia”. Dalam: Hardjosoediro, Soedarsono (penerj.). Cuplikan Het Boschbeheer in Nederlands Indie. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan UGM.
* Perum Perhutani. 2000. “Marketing and Trade Policy of Perum Perhutani”. Dalam: Hardiyanto, Eko B. (peny.). Proceeding of the Third Regional Seminar on Teak. Yogyakarta, Indonesia. July 31- August 4, 2000. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM, Perum Perhutani, dan TEAKNET-Wilayah Asia Pasifik.
* Simon, Hasanu. 2000. “The Evolvement of Teak Forest Management in Java, Indonesia”. Dalam: Hardiyanto, Eko B. (peny.). Proceeding of the Third Regional Seminar on Teak. Yogyakarta, Indonesia. July 31- August 4, 2000. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM, Perum Perhutani, dan TEAKNET-Wilayah Asia Pasifik. * Simatupang, Maruli H. 2000. “Some Notes on the Origin and Establishment of Teak Forest (Tectona grandis Lf.) in Java, Indonesia”. Dalam: Hardiyanto, Eko B. (peny.). Proceeding of the Third Regional Seminar on Teak. Yogyakarta, Indonesia. July 31- August 4, 2000. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM, Perum Perhutani, dan TEAKNET-Wilayah Asia Pasifik.
* Somaiya, RT. 2000. “Marketing & Trading of Plantation Teakwood in India”. Dalam: Hardiyanto, Eko B. (peny.). Proceeding of the Third Regional Seminar on Teak. Yogyakarta, Indonesia. July 31- August 4, 2000. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM, Perum Perhutani, dan TEAKNET-Wilayah Asia Pasifik.
* Sudarminto.,1978, Rumus-rumus dan Daftar-daftar Untuk Konstruksi Kayu.
* Suharisno. 2000. “Role and Prospect: Teak Plantation in Rural Areas of Gunung Kidul, Yogyakarta”. Dalam: Hardiyanto, Eko B. (peny.). Proceeding of the Third Regional Seminar on Teak. Yogyakarta, Indonesia. July 31- August 4, 2000. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM, Perum Perhutani, dan TEAKNET-Wilayah Asia Pasifik. * Suseno, Oemi Hani’in. 2000. “The History of Teak Silviculture in Indonesia”. Dalam: Hardiyanto, Eko B. (peny.). Proceeding of the Third Regional Seminar on Teak. Yogyakarta, Indonesia. July 31- August 4, 2000. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM, Perum Perhutani, dan TEAKNET-Wilayah Asia Pasifik.